Mimpi

Aku mulai berhalusinasi, suara gelas yang beradu berdenting mengagetkan, terlalu berharap itu adalah pemberitahuan dari ponsel, sebuah pesan darimu, dan itu hanya halusinasi. Tidak, tidak ada yang salah darimu. Tidak, hanya aku yang terlalu berharap dan percaya pada setiap baris manis kalimat yang keluar dari mulutmu dan lagi-lagi berharap semua itu akan terwujud. Kami berbeda, beda cara memandang sesuatu, tapi aku yakin ada hal yang membuat kami setidaknya sempat berfikir sama, tapi kau memutuskan untuk tidak menyamakannya lagi. Tuhan menginginkanku untuk berbenah diri sekarang, berkaca dan melihat lebih dalam ke paling dalam diriku, mengoreksi semua yang salah dariku, bukan untuk menjadi yang sempurna tapi yang terbaik. Aku tahu duniamu, aku tahu keinginanmu dan aku tahu apa yang kau cita-citakan, tapi bukankah tidak adil kalau aku juga ingin kita melakukan semua keinginanmu,cita-citamu dan semua yang kau inginkan bersama ?

Ah, mungkin aku terlalu ikut campur, mungkin aku terlalu bodoh untuk paham semua apa yang kau inginkan, (aku kan bukan orang pintar) dan mungkin aku tidak pantas dengan semua itu. Kita berbeda dalam umur, ini cukup menyakitkan sebenarnya, apakah aku tak layak dengan angka sebagai tanda kapan aku lahir itu dengamu ? Lalu kenapa kau dulu datang dan mengatakan itu bukan hal yang perlu dipusingkan ? Itulah, aku terlalu banyak berharap dan percaya, dan aku bahkan lupa pada kenyataan bahwa semua tak bisa semanis yang diinginkan atau yang diimpi-impikan, semakin lama aku bisa terjangkit penyakit diabetes kalau begini terus, terus-terusan percaya dan termakan janji-janji manis buatanmu.

Bahkan aku percaya jarak dan waktu bisa diatasi (bersama) ya, itulah kenapa kita berbeda keyakinan sekarang, aku yakin kita bisa bersama kau tidak yakin.

Oh Tuhan kau ingatkan aku ditengah-tengah begini, ditengah aku percaya pada satu orang dan tulus ikhlas perasaanku, ditengah-tengah rasa yakin akan rasa dan percaya yang kususun dan kubangun pelan-pelan, dan ditengah-tengah rasa pengertian dan memaklumi banyak hal tentangnya, dan semua yang kubangun perlahan dengan rasa sabar tak terkira itu roboh, ambruk dengan alasan yang bahkan itu jauh sekali dari pikiranku.

Oh Tuhan,bukankah kau dekat sedekat aku dengan nadiku sendiri ? bukankah kau tak pernah lelap kemudian lupa pada hambamu ? bukankah kau  yang mengatakannya sendiri bahwa apa yang kubutuhkan akan segera kau berikan ?

Aku ingin tidur agak lama ah bukan sangat lama lebih lama dari putri tidur sekalipun, kemudian terbangun dan lupa akan cerita pahit yang membuat lidahku bahkan mati rasa, aku ingin menghilang tak ubahnya jin dan jun dan melupakan paragraf awal cerita yang sempat kita buat, ah terlalu menyedihkan bagiku selalu dianggap mungkin bisa dibilang memberatkan. Beban ? mungkin saja

Oh Tuhan, aku hanya ingin setidaknya orang lain bisa bahagia dengan kehadiranku dan tak perlu pusing dengan apa yang sedang kuderita, dalam tidurku aku bermimpi akan banyak hal termasuk bahagia bersamanya. Oh Tuhan aku ingin menghabiskan banyak waktu dengan seseorang yang mau bersusah-susah menghabiskan sebagian hidupnya denganku,  memasukkanku sebagai salah satu nyawa dalam hidupnya,

Selamat malam.

Komentar

Postingan Populer