bisa dibilang ini trauma
bisa jadi apa yang telah kualami sekarang adalah trauma dimana dua kali sudah liburan panjang mengguratkan memori yang sangat berlawanan rasanya, liburan pertama yang cukup panjang di tambah saat itu adalah bulan penuh berkah, bulan ramadhan, ya saat itu pula aku mengenal pria itu, dan terus berlanjut hingga membentuk sebuah perjanjian dimana mungkin dengan menikmati hidup berdua akan terasa lebih menyenangkan, tapi tak lama ya satu semesterlah, libur kembali datang dan kejadian yang kurang menyenangkan terjadi, kesepakatan untuk menjalani hari bersama kini usai, selesai, ibarat film udah the end, mungkin banyak orang menyangkan kalau salah satu dari kami ada yang tidak dewasa, ada yang masih egois dan sebagainya, kau tahu ? peduli setan sama omongan orang, toh aku makan dan bernafas atas usahaku sendiri. kini kesepakatan yang terjadi adalah kesepakatan untuk mengubah kesepakatan itu sendiri. yaitu kesepakatan untuk berjalan sendiri, menjadi awal sebelum bertemu, mungkin kesepakatan ini berjalan karena tak mau lebih lama berkubang dalam hal yang masih malas untuk di urusi. itu lah alasan mengapa aku memilih menyibukkan diri dengan hal lain, dengan hal yang bisa menghapus memori itu dengan perlahan. aku tak mau menyalahkan siapa-siapa, aku juga tak mau terus menerus mengutuk diriku yang terlalu bodoh, itu terlalu menyedihkan. jadi, ku beri tahu ini sepenggal cerita menyedihkanku tapi aku berusaha membuatnya menyenangkan :)
Komentar