si kecil yang tak tahu apa-apa.
matanya yang bulat besar tanpa dosa harus merasakan sengsaranya hidup dalam kemiskinan, ku lihat wajahnya yang polos dan lugu ia tersenyum manis saat ku goda dengan kelitikan kecil di perutnya ia mengemut tangannya yang kecil dan mungil mungkin ia lapar atau sedang dalam proses oral yang setiap bayi melakukannya, mengunyah atau memasukkan benda apa pun kedalam mulutnya untuk dikunyah.
Kuterawang ke belakang, bagaimana kisah sedih keluarganya terjadi, ibunya hanyalah lulusan sekolah kejuruan yang pada saat itu bekerja sebagai pekerja kontrak di salah satu perusahaan perseroan ia mengenal suaminya ketika antar jemput pegawai suaminya seorang supir bis antar jemput karyawan mungkin disitulah benih cinta mulai bersemi.
patuhilah apa kata orag tuamu karena disitulah kau akan temukan sesuatu yang barakah dan berakhir bahagia, ia tak mematuhi keinginan orang tuanya untuk meninggalkan pria itu ia membangkang dan entah bagaimana kisahnya ia hamil dan meminta untuk dinikahkan,terkejut bukan buatan, saat aku menyaksikan akad nikah kedua mempelai dirumah orang tua perempuan ia mengaku sebagai 'bujangan' kau tau kawan ? setelah selesai akad nikah aku melihat sekumpulan anak-anak tiga orang perempuan dan satu laki-laki kuperkirakan mereka masih kelas lima atau empat SD, salah seorang tetanggaku berbisik kepada ibuku yang tak sengaja kudengar."bu...anak-anak yang duduk disanakan anaknya mempelai pria.."
pesta pernikahannya tak berlangsung meriah, walau banyak mengundang tetangga dan sanak saudara, tak terlihat ekspresi kebahagian dari wajah orang tua si perempuan alasannya hanya satu : kami tidak setuju..
malang nian penyesalan memang selalu datang terlambat, sejak kelahiran si buah hati yang sering di bawa bermain oleh ibuku ini si suami pergi meninggalkan istri dan anaknya, bajingan betul orang itu, dan kabarnya kini ia menumpang dengan istri tuanya.
yang ku harapkan adalah agar si kecil ini bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan bisa mengenyam pendidikan, dan tak bernasib sama seperti orang tuanya.
ia tersenyum, senyumannya mengiris hati kau tak tahu apa - apa nak..
Kuterawang ke belakang, bagaimana kisah sedih keluarganya terjadi, ibunya hanyalah lulusan sekolah kejuruan yang pada saat itu bekerja sebagai pekerja kontrak di salah satu perusahaan perseroan ia mengenal suaminya ketika antar jemput pegawai suaminya seorang supir bis antar jemput karyawan mungkin disitulah benih cinta mulai bersemi.
patuhilah apa kata orag tuamu karena disitulah kau akan temukan sesuatu yang barakah dan berakhir bahagia, ia tak mematuhi keinginan orang tuanya untuk meninggalkan pria itu ia membangkang dan entah bagaimana kisahnya ia hamil dan meminta untuk dinikahkan,terkejut bukan buatan, saat aku menyaksikan akad nikah kedua mempelai dirumah orang tua perempuan ia mengaku sebagai 'bujangan' kau tau kawan ? setelah selesai akad nikah aku melihat sekumpulan anak-anak tiga orang perempuan dan satu laki-laki kuperkirakan mereka masih kelas lima atau empat SD, salah seorang tetanggaku berbisik kepada ibuku yang tak sengaja kudengar."bu...anak-anak yang duduk disanakan anaknya mempelai pria.."
pesta pernikahannya tak berlangsung meriah, walau banyak mengundang tetangga dan sanak saudara, tak terlihat ekspresi kebahagian dari wajah orang tua si perempuan alasannya hanya satu : kami tidak setuju..
malang nian penyesalan memang selalu datang terlambat, sejak kelahiran si buah hati yang sering di bawa bermain oleh ibuku ini si suami pergi meninggalkan istri dan anaknya, bajingan betul orang itu, dan kabarnya kini ia menumpang dengan istri tuanya.
yang ku harapkan adalah agar si kecil ini bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan bisa mengenyam pendidikan, dan tak bernasib sama seperti orang tuanya.
ia tersenyum, senyumannya mengiris hati kau tak tahu apa - apa nak..
Komentar